Minggu, 17 November 2013

JAGALAH KELUARGA KITA






Allah berfirman dalam surah at-Tahrim ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At Tahrim 66:6)

Allah telah memperingatkan sekaligus memerintahkan kepada orang yang beriman untuk :
1. Menjaga/memelihara dirimu dari api neraka,
2. Menjaga/memelihara keluargamu juga dari api neraka.

Diawali dengan memelihara keimanan diri sendiri, Allah menyuruh kita agar selalu terjaga dan memelihara diri dari segala godaan syetan yang terkutuk. Maksud dari memelihara adalah agar senantiasa aktif dalam hati, fikiran dan amal perbuatan kita agar jangan sampai tergelincir atau mungkin malah terseret hawa nafsu bisikan setan dalam segala hal. Iman sebagai pondasi paling dasar harus tetap terjaga dan terhunjam dengan kuat agar selalu kokoh dan tidak goyah. Sebab iman akan membawa kita kepada perkataan dan perbuatan yang benar dan lurus.
Sebelum kita menjaga keluarga kita, langkah awalnya adalah menjaga diri, kemudian baru menjaga dan memelihara keluarga kita. Jika setiap insan mampu menjaga diri tentunya kita akan mampu menjaga keluarganya, namun sebaliknya jiki kita lemah dan rapuh bagaimana kita bisa mampu menuntun, mengingatkan, membimbing dan memlihara keluarga kita?
Dan sekiranya, setiap keluarga sadar untuk selalu berusaha dengan istiqomah dan terus menerus membina keluarganya untuk selalu mentaati perintah-perintah dan larangan-larangan Allah SWT serta Rasulnya, insya Allah dan pasti Allah menjamin terwujudnya keluarga yang sakinah mawadah wa rahmah, selamat di dunia dan akherat...Amin.

Hikmat mengikuti khutbah 'Idul Adha 1434 H
Demikianlah, secara singkat kita sampaikan di blog ini semoga bermanfaat..

Sabtu, 16 November 2013

DALIL LARANGAN MENDEKATI ZINAH








Surah Al Israa/17 ayat' 32

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا 
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk"

     Kemudian Allah SWT melarang para hamba Nya mendekati perbuatan zina. Yang dimaksud mendekati perbuatan zina ialah melakukan zina itu. Larangan melakukan zina diungkapkan dengan mendekati zina, tetapi termasuk pula semua tindakan yang merangsang seseorang melakukan zina itu. Ungkapan semacam ini untuk memberikan kesan yang tandas bagi seseorang, bahwa jika mendekati perbuatan zina itu saja sudah terlarang, apa lagi melakukannya. Dengan pengungkapan seperti ini, seseorang akan dapat memahami bahwa larangan melakukan zina adalah larangan yang keras, oleh karenanya zina itu benar-benar harus dijauhi.
Yang dimaksud dengan perbuatan zina dalam ayat ini ialah hubungan kelamin yang dilakukan oleh pria dengan wanita di luar pernikahan, baik pria ataupun wanita itu sudah pernah melakukan hubungan kelamin yang sah, ataupun belum di luar ikatan perkawinan yang sah dan bukan karena sebab kekeliruan.
    Sesudah itu Allah memberikan alasan mengapa zina itu dilarang. Alasan yang disebut di akhir ayat ini ialah karena zina itu benar-benar perbuatan yang keji yang mengakibatkan kerusakan yang banyak, di antaranya:
1. Mencampur-adukkan keturunan, yang mengakibatkan seseorang akan menjadi ragu-ragu terhadap anaknya, apakah anak yang lahir itu keturunannya atau hasil perzinaan. Dugaan suami bahwa istrinya berzina dengan laki-laki lain, mengakibatkan timbulnya kesulitan-kesulitan, kesulitan dalam pendidikannya dan kedudukan hukumnya. Keadaan serupa itu menyebabkan terhambatnya kelangsungan keturunan dan menghancurkan tata kemasyarakatan.
2. Menimbulkan keguncangan dan kegelisahan di antara anggota masyarakat, karena tidak terpeliharanya kehormatan. Betapa banyaknya pembunuhan yang terjadi dalam masyakakat yang disebabkan karena kelancangan anggota masyakakat itu melakukan zina.
3. Merusak ketenangan hidup berumah tangga. Seorang wanita yang telah berbuat zina ternodalah nama baiknya di tengah-tengah masyarakat. Maka ketenangan hidup berumah tangga tidak akan pernah terjelma, dan retaklah hubungan kasih sayang antara suami istri.
4. Menghancurkan rumah tangga. Istri bukanlah semata-maja sebagai pemuas hawa nafsu, akan tetapi sebagai teman hidup dalam berumah tangga dan dalam membina kesejahteraan berumah tangga. Oleh sebab itu, maka apabila suami adalah sebagai penanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, maka si istri adalah sebagai penanggung jawab dalam memeliharanya, baik harta maupun anak-anak dan ketertiban rumah tangga itu. Jadi jika si istri ternoda karena kelakuan zina, kehancuran rumah tangga itu sukar untuk dielakkan lagi.
     Secara singkat dapat dikemukakan, bahwa perbuatan zina, adalah perbuatan yang sangat keji, yang bukan saja menyebabkan pencampur adukan keturunan, menimbulkan keguncangan dan kegelisahan dalam masyarakat, merusak ketenangan hidup berumah tangga dan menghancurkan rumah tangga itu sendiri akan tetapi juga merendahkan martabat manusia itu sendiri karena sukar sekali membedakan antara manusia dan binatang, jikalau perbuatan itu dibiarkan merajalela di tengah-tengah masyarakat.
     Kecuali ayat ini mengandung larangan berbuat zina, juga mengandung isyarat akan perilaku akan orang-orang Arab Jahiliah yang berlaku boros. Dan perzinaan adalah penyebab adanya keborosan. 
Sumber : http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=2&SuratKe=17#31
bisa juga baca :http://www.islampos.com/27-dampak-negatif-perbuatan-zina-79367/

Jumat, 15 November 2013

JALAN-JALAN (WISATA WIRAUSAHA/BISNIS)

    WISATA - BELAJAR - BERAMAL
   
       Jalan-jalan menikmati indahnya alam ciptaan yang Maha Kuasa sungguh sangat menyenangkan dan membikin kita betah dan enggan untuk meninggalkan kenikmatan alam itu. Luasnya lautan dan pantainya, Dinginnya hawa pegunungan dan aneka ragam tanaman, bunga, suara air terjun, beningnya air sungai apa lagi ditemani orang orang dekat kita, teman, sahabat ataupun saudara, sungguh sangat indah dan penuh kemesraan. Subhanallah, kami bersyukur kepadaMu ya Allah, atas indahnya alam semesta ciptaanmu ini.
Masa Remaja tentunya sangat dengan kunjungan-kunjungan atau touring ke tempat-tempat wisata baik alam, bahari, fauna dan flora.
      Namun ada yang perlu di ingat bahwa berwisata atau rikhlah adalah semata-mata karena takjubnya kita sebagai perwujudan syukur atas karunia Allah yang dilimpahkan kepada manusia, tentunya berwisata adalah bukan untuk berfoya-foya dan melalaikan akan rasa syukur kita, sehingga kita lalai, berlebihan atau merusak keindahan alam itu sendiri.
      Sobat FKRMP, berwisata sebenarnya tidak hanya terbatas pada objek alam atau pemandangan semata, wisata itu bisa saja dengan objek, keilmuan, penelitian atau observasi, perusahaan, pesantren/madrasah, panti asuhan, bisnis/kewirausahaan dll. Untuk itu bagaimana kalao kita ngobrol sebentar tentang asyiknya WISATA KEWIRAUSAHAAN atau BISNIS. Kenapa ko objeknya itu..? Disamping kita berwisata alam,  misalnya kita juga akan singgah ke tempat-tempat usaha yang padat karya, dengan demikian kita bisa berwisata , belajar dan menambah ketrampilan...Asyik..kan..?
Caranya :
1. Kita bentuk panitia kecil sebagai penyelenggara wisatanya,
2. Tentukan titik/obyek wisata yang akan kita kunjungi,
3. Tetapkan hari, tanggal, jumlah peserta, biaya, transportasi, kotak PPPK, Tustel/Camcoder, ATK, dan 
    Konsumsi.
4. Ingat, sasaran Objek wisata Bisnis harus seimbang dengan waktu dan biaya yang di keluarkan.
   ( menghindari pemborosan pengeluaran ) sekaligus selaras dengan tujuan manfaat yang di ambil dari wisata
   Kewirausahaan/bisnis kepada peserta.
5. Usahakan peserta di buat kelompok, agar dalam setiap kunjungannya mereka bisa mereport/memiliki 
   data masuk tentang objek yang telah di kunjunginya.
6. Siapakan beberapa pertanyaan untuk bahan wawancara dengan objek wisata Bisnis.
   (sebab kita bukan sekedar melihat-lihat, tapi kita pro aktif menggali informasi/belajar dari objek wisata
   Bisnis itu sendiri atau pertanyaan kepada pelaku bisnis ).
7. Untuk menjalin kebersamaan dan mengurangi biaya konsumsi, alangkah baiknya kita membawa makanan
    yang sudah disiapkan untuk di makan bersama-sama.
8. Siapkan, alas/tikar secukupnya dan alat-alat konsumsi, seperti sendok, gelas, tisyu, piring dll

Ok...selamat berwisata BISNIS.

BELAJAR DAN BERAMAL

      



      Belajar apa saja adalah sangat mengasyikan, kenapa? sebab dengan belajar kita jadi bisa tahu sesuatu hal, dengan belajar kita jadi tahu pentingnya menambah ilmu dan dengan belajar kita bisa mengukur seberapa jauh atau dalamnya ilmu yang kita miliki, sedikit atau memang kurang..he..he, Namun bagi sebagian orang, mendengar kata belajar mungkin sudah tidak terasa asing lagi di telinga semua orang yang hampir membuat kebanyakan orang menjadi “ALERGI” untuk mendengarnya. Karena yang terbayang dibenak semua orang adalah setumpuk buku-buku yang ada di hadapan mereka untuk dibaca dan dipelajari semuanya, yang akan menjadi membosankan dan memakan waktu.
       Ayat-ayat Al-Qur`an yang Menjelaskan Keutamaan Menuntut Ilmu dan Kedudukan Ulama (orang yang berilmu) Allah Ta'ala berfirman menerangkan keutamaan ulama dan apa-apa yang mereka miliki dari kedudukan dan ketinggian:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)
Dan Allah juga berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat." (Al-Mujaadilah:11)
 


       Kenapa timbul rasa bosan? dengan orang-orang tersebut yang berasumsi bahwa mereka sudah lama lulus sekolah, jadi untuk apa belajar. Orang  itu berfikir demikian karena mereka tidak melihat atupun belum menikmati manfaat dahsyatnya dari kegiatan “belajar”. Islam adalah syarat dengan semangat mendorong umatnya untuk selalu belajar, belajar dan belajar, sebagaimana Allah berfirman dalam surah al 'Alaq ayat 1 yaitu Iqra' bacalah. membaca adalah suatu panggung samudra yang luas karena ilmu itu terus akan bertumbuh kembang sesuai dengan tingkat kemajuan peradaban manusia. Dan membaca tidak hanya sebatas membaca setumpuk atau segudang buku, membaca adalah bisa dengan mendengar, melihat, berfikir atau bertafakur serta merasa dengan hati. Subhanallah, betapa dahsyatnya perintah Allah dalam memberi jalan kepada manusia untuk terus belajar selama masa hidupnya. Dan Rasulullah Muhammad SAW juga mengingatkan kepada kita betapa pentingnya belajar itu sebagai bekal manusia dalam menuntun hidup di dunia dan akheratnya. Beliau rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahawa "tuntutlah ilmu sampai ke negeri China", ini menandakan betapa pentingnya menuntut ilmu itu sekalipun harus jauh-jauh dari negeri timur hingga ke negeri China. Subhanallah.....

       Demikianlah secara singkat kita sampaikan, betapa pentingnya kita untuk selalu belajar menuntut ilmu, apalagi sebagai remaja yang masih sangat panjang kesempatan yang diberikan oleh yang Maha Kuasa. Mudah-mudahan tulisan yang singkat ini bisa menggugah semangat kita untuk tetap belajar dan belajar.  Dengan belajar inilah melahirkan manfaat-manfaat yang bisa diambil, diantaranya adalah :

- Lahirnya kebiasaan pada diri orang tersebut untuk  selalu belajar.
- Tumbuhnya motifasi/semangat pada diri orang untuk belajar
- Bertambahnya ilmu pengetahuan.
- Diangkat derajatnya oleh Allah SWT, karena ilmunya bermanfaat bagi diri, keluarga serta
  lingkungannya.
- Dapat menambah keterampilan pada diri kita.
- Dan dengan ilmu yang didapatnya dengan belajar, akan menuntun dirinya 
  mencapai   keselamatan di dunia dan akherat karena ilmunya selalu menjadi 
  cahaya penerang hidupnya

      Tapi juga perlu diingat bahwa prinsip dari belajar itu sendiri adalah komitmen/Teguh memegang dan memelihara niat. Komitmen secara fisik, mental dan emosional. Komitmen fisik itu adalah menyediakan waktu khusus untuk belajar, terlibat secara fisik dalam mencari bahan-bahan yang harus dipelajari, ataupun mencatat hal-hal penting yang didapat dalam belajar. Komitmen secara mental memproses informasi yang didapatkan (bukan sekedar mendengar informasi selintas dari kuping kiri ke kuping kanan saja). Komitmen secara emosional adalah dengan menerapkan rasa “senang” dan “suka” dalam belajar. Dan jangan lupa belajarlah dengan para ahlinya Ulama/Kyai/Guru/ustadz.


      Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita untuk selalu sabar dan istiqomah dalam belajar dan Semoga Allah SWT senantiasa menjauhkan diri kita dari ilmu yang tidak bermanfaat. Amin


SELAMAT BELAJAR...

Wallahualam bishowab